Aku benci kotamu

foto dari gallery.t-175.com

Tahukah kau

gerimis yang kau jadikan moment romantismu dengannya

itu sebagian adalah airmataku 

Tahukah kau

angin yang menyibakan rambut panjangnya

yang membuatmu terpesona

itu adalah hembusan rinduku untukmu

Dan tahukah kau

sunset yang kalian nikmati sambil berpelukan 

itu adalah harapanku yang mulai tenggelam

Dan saat dia bersandar di bahu yang dulu milikku

ditepi telaga sambil melempar kerikil ke tengah tenang airnya

apa pernah terfikirkan olehmu akulah telaga itu

Tiba-tiba aku membenci malam

yang memanjakan kalian dengan keragaman suasana dan kulinernya

Aku benci jalanan di kotamu

 yang membuat semakin erat lilitan tangannya di pinggangmu

Aku benci jok motormu yang pasrah diduduki oleh selain aku

Aku benci spanduk bertuliskan 'awas ubur-ubur beracun' 

di teleng ria

Aku benci telaga ngebel

Aku benci patung-patung di monumen kresek

yang membisu saat melihat kemesraan kalian

Aku benci grape dan bebatuan licin

yang membuatmu dulu memegang erat tanganku

Aku benci nasi pecel

Aku benci 'kopi tikus' untuk mengulur waktu kita malam itu

Aku benci pentol pedas yang kau antarkan 

disela istirahat kerjamu

aku benci

Aku benci kekalahan ini

.....

baca juga: Sisakan pagi untukku 

                Kisah klasik sekuntum mawar