Kisah klasik sekuntum Mawar

Disuatu musim, saat air hujan memanjakan pepohonan yang terlepas dari siksa kemarau..

ditengah hingar bingar sebuah pesta kecil taman bunga,
sekuntum mawar menyeret hatinya dari keramaian, sejenak memindahkannya ke masa lalu, ke musim penghujan lalu, saat sekumpulan kumbang yang di undang datang

Mawar yang tegang.. mencoba ramah menawarkan merah dan wanginya pada sosok kumbang yang juga tampak bimbang
dengan sekumpulan keberanian yang dia paksa berbicara
kemudian dibantu angin mencairkan bimbang dan tegang menjadi senyuman
lalu seketika sang waktu merubah mereka jadi biru, menjadi keindahan-keindahan yang rasanya enggan tuk ditinggalkan

Tapi...
sang waktu tak mau rugi.. lalu memberi warna lain, kelabu

kumbang bersama angin yang tak bisa berjanji kapan datang kembali... pergi..

sekuntum mawar yang merahnya tampak memudar.. diam.. sendiri menutupi gigilnya dengan selimut kusam rindu, hingga tak nampak di tengah hingar bingar pesta mereka

"ingin ku suguhkan maduku yang belum sempat ku tuang di gelas minummu.. ingin ku hidangkan semua indah yang ku punya.. dan akan kusembunyikan duri-duri ku agar tak melukaimu.."

Kenapa kau waktu tak mau menunggu?
sedangkan kau tau.. aku tanpa sayap untuk bisa terbang mengejar kumbang.. agar aku bisa menceritakan semua yang kumau..
aku tak bisa antarkan segumpal hati dan secangkir madu yang kujanjikan untuknya tiap pagi

Pesta belum usai saat mawar tersadar dari lamunan
mereka dengan gelak tawa, kemudian terlihat seperti gunting2  yang menyortir mengarah ke sekuntum mawar yang lunglai

Sekilas dia melihat sosok kumbang yang dulu bimbang itu... diantara mereka? dan tawa yang tak dikenalnya lagi..?

.......