Monday, May 12, 2014

Positive thinking

Terkadang kita sulit memaksakan diri untuk ber positive thinking saat kita ada dalam suatu masalah. Tapi kita akan dengan mudah mengucapkannya sebagai nasihat pada teman atau orang lain yang sedang mengalami masalah. Itu karna kita tidak sedang di posisi mereka, maka terkadang nasihat yang keluar dari mulut kita cuma sekedar kata-kata atau mungkin hanya karena kita 'sok bijak'.
Coba kita berfikir, bagaimana kalau ada di posisi mereka, mungkin kita akan berfikir 2 kali atau lebih untuk bisa mengeluarkan kalimat positive thinking sebagai nasihat.


Memposisikan diri kita pada posisi mereka saya rasa cara efektif untuk belajar berfikiran positif terhadap orang lain.

Pernah suatu hari saya harus keluar kota untuk suatu urusan, tapi saya tidak mungkin meninggalkan ibu yang sudah tua sendirian di rumah, karena waktu itu saya cuma tinggal berdua dengan ibu.
Lalu saya minta tolong kakak yang rumahnya tepat di sebelah, untuk beberapa hari menemani dan menjaga ibu. Tapi ternyata kakak saya tidak bisa karena berbagai alasan.
Tentu saja saya sangat kecewa, dan dengan terpaksa membatalkan niat untuk bepergian keluar kota. Dalam hati saya menggerutu..., padahal tidak setiap hari saya minta tolong mereka, Lagipula mereka kan masih punya kewajiban sebagai anak terhadap orang tuanya. Saya tahu mereka punya urusan masing2, tapi apa tidak boleh sekali ini saja saya meminta hak untuk tidak selalu mengesampingkan urusan pribadi saya? (Ekh kok malah curhat.. hehe)

Dalam situasi seperti ini, saya harus punya kekuatan untuk bisa mengendalikan fikiran negatif saya.
Memaksakan diri untuk merubah energi negatif dengan memposisikan diri di posisi mereka. Sulit memang, tapi akhirnya saya bisa, dan kekecewaan saya tidak terurai dalam bentuk emosi.
"perlakukan orang lain seperti apa yang kita ingin orang lain lakukan kepada kita", itu kuncinya. Jika kita ingin dimengerti, maka mengertilah atas keadaan orang lain.

Selain itu, cara yang menurut saya cocok untuk ber positive thinking terhadap orang lain, yaitu dengan mencari kesimpulan positive menggunakan kata 'mungkin'.

Contoh sederhananya:
Saat kita janjian dengan seseorang disuatu tempat, misalkan restauran. Setelah beberapa jam kita menunggu, sampai menghabiskan lebih dari satu gelas minuman, dan bangku yang kita duduki mulai terasa panas, tapi orang yang kita tunggu tidak kunjung datang. Dan saat kita coba hubungi HP nya, yang terdengar hanya suara.. "maaf, nomer yang anda hubungi sedang tidak aktif".
(curhat again :P)

Sebagian orang pasti merasa kecewa, merasa dibohongi dan men cap orang tersebut tidak sungguh2 dan tidak konsisten.
Tapi cobalah kita berfikir kemungkinan2 yang positif tadi, seperti:
mungkin dia ada urusan penting mendadak, mungkin dia terjebak macet, mungkin kendaraannya mogok dan HP nya lowbat, mungkin dia ketiduran, mungkin dia bener-bener lupa kalau punya janji.
Terus ciptakan 'mungkin' positif2 lainnya sampai otak kita lelah dan tidak ada kesempatan berfikir negatif lagi. Itu akan membuat kita lebih tenang dan rileks menghadapi situasi ini.

Selain positif thinking terhadap orang lain, penting juga untuk berpositive thinking pada diri sendiri.
seperti pada kalimat 'saya bisa', terapkan pada pikiran kita, kalau orang lain bisa kenapa saya tidak?
kalimat itu akan memotivasi kita menuju apa yang di cita-cita kan. Sebaliknya, kita juga tidak akan bisa mencapai yang di cita-cita kan kalau kita selalu menanamkan pada diri kita, bahwa kita tidak bisa, dan itu sulit dicapai.

"kita menjadi seperti yang selalu kita pikirkan" (william james). Artinya jika kita yakin akan suatu hal, maka hal itu akan benar terjadi, mungkin ini sugesti, tapi bagi saya itu adalah balasan atas keoptimisan kita.

Dari kesemua itu, yang paling penting adalah positive thinking(husnudzon) kita kepada Allah SWT.
Kita semua yakin segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita adalah atas kehendak NYA, sekecil dan se sepele apapun kejadian itu.

Terkadang kita sulit untuk tidak negative thinking pada Allah, hanya karena apa yang kita inginkan dan doa kita belum dikabulkan.
Padahal kita tahu ketentuanNYA selalu yang terbaik buat kita, bahkan jauh lebih baik dari apa yang kita inginkan.
Tidak semua hal yang menyenangkan menurut kita itu baik buat kita.

Saat kita dipisahkan dari orang yang sangat kita sayangi misalnya, kita merasa kemanisan hidup seakan direnggut dari kehidupan kita, lalu kita melampiaskan kesedihan kita dengan terus menangis, meratapi diri, menyalahkan keadaan dan tidak semangat hidup, bahkan mempertanyakan takdir.
(lagi2 curhat)

Kita lupa, itu adalah bagian dari skenario Allah. Pasti ada rencana sesudahnya. Mungkin ada pesan dibalik kejadian itu, cuma kita kadang terlalu terburu-buru menyimpulkan negative.
Kebersamaan kita bersama orang yang sangat kita sayangi, bisa jadi adalah kemanisan hidup menurut kita, tapi belum tentu itu baik untuk kita dimata Allah.
Bukankah gula yang rasanya manis saja, terkadang bisa menyebabkan diabetes? Dan saya ingat seorang teman pernah memasang status di Fb, setelah dia mendengarkan keluh kesah curhatan saya waktu itu.. "jamu memang pahit tapi yakinlah kalau itu bermanfaat".

Positive thinking terhadap orang lain, terhadap diri sendiri, dan terhadap Allah, akan membuat hidup kita tenang dan bahagia, menjauhkan kita dari buruknya stress, membuat kita optimis dan lebih ikhlas dalam menjalani hidup.

Saya sendiri adalah seorang yang sedang belajar untuk selalu memandang positif akan semua hal, belajar sedikit tentang ilmu ikhlas, belajar mencari hikmah di setiap kejadian, dan belajar meyakini bahwa:
"sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan" (Al-Insyirah 5-6).

Penuhi ruang fikiran kita dengan Positive thinking, supaya tidak ada ruang tersisa untuk berkembangnya fikiran2 negatif.  






16 comments:

  1. Betul banget sob, kalo cuma mengungkapkan emang mudah ketika kita menasehati seorang temen tapi pada prakteknya kita sendiri pun blom tentu bisa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya maz marnes, makanya perlu juga kita berfikir untuk tukar posisi :)
      makasih kunjungannya mas..

      Delete
  2. selalu ada hikmah dalam setiap peristiwa,, ambil sikap berpikir positif adalah yang terbaik..:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul, tergantung kita nya, bisa atau tidak, sabar atau tidak menggali lalu menemukan hikmah dibalik kejadian :)

      makasih kunjunganya maz :)

      Delete
  3. Seperti halnya aku, terkadang suka curigaan terus ya sama pacar,, terus udah putus curigaan nya pindah ke gebetan bahkan sama temen juga, Janjian ketemu di tempat Fitnes jam 9 pagi aku udah on time disana jam 9 udah di sms malah bilangnya mau aja berangkat di tungguin lama sampai telatnya 1/2 jam. Mungkin aku juga harus belajar berpositiv thinking

    ReplyDelete
    Replies
    1. menunggu memang hal yang sangat membosankan mas irfan, dari bosan menjadi jengkel kalau ternyata yang kita tunggu itu gak datang. disanalah timbul kecurigaan2... wajar sih, tapi sebaiknya cepat2 kita cut dengan positive thinking tadi, biar lengkungan bibir kita yg tadinya kebawah, berubah jadi keatas :D

      Delete
  4. kita hidup hanya sekedar menjalani seja semuanya sudah ada yang ngatur yaitu Allah Azawajala, artikelnya keren dan sangat-sangat-sangat bermanfaat sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya.. semua yang terjadi sudah atas kehendaknya, tinggal kita nya yang pandai2 memainkan lakon kita.. :)

      makasih dah berkunjung mas george :)

      Delete
  5. perfikir positif , hilangkan semua prangsangka buruk :)

    Cerita Dewasa

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget maz andre..
      mkasih sudah mampir :)

      Delete
  6. artikelnya sangat menarik sekali dan tidak membuat pengunjung bosan mengunjungi blog ini, semoga blognya makin sukses ya mbak

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. sebaiknya memang selalu positive thingking ya kak, sehingga bisa lebih tenang daripada kita selalu berprasangka buruk terus ;)

    ReplyDelete
  9. PAdahal kalau kita selalu positive thinking yang akan terjadi pada kita juga hal-hal positif ya

    ReplyDelete